PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

CARA MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA ATLET BERPRESTASI DARI KELUARGA KURANG MAMPU DI CABANG OLAHRAGA SENAM

Dosen pengampu :Veni Hidayati, M.Psi. , Psikologi
oleh:
RAHMAWATI SUTARNO
15601241028
PJKR A 2015


JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016
KATA PENGANTAR 
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga tugas Psikologi Pendidikan yang berjudul “Cara Meningkatkan Motivasi Berprestasi Pada Atlet Berprestasi Dari Keluarga Kurang Mampu di Cabang Olahraga Senam ” dapat terselesaikan.
Saya menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalah baik disengaja maupun tidak disengaja, untuk itu saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan saya juga mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini. Ucapan terimakasih ini kami sampaikan kepada:
1.      Dosen Psikologi Pendidikan yang telah memberikan tugas ini kepada saya, sehingga pengetahuan saya mengenai materi ini semakin luas.
2.      Teman-teman yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dan bermakna pada mata kuliah psikologi pendidikan. Dari lubuk hati yang paling dalam, sangat disadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat saya harapkan.
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dari penulis khususnya.



Yogyakarta, 6 April 2016

          Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................          2
DAFTAR ISI ....................................................................................            3
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................          4
A.    Latar Belakang .......................................................................            4
B.     Rumusan Masalah ..................................................................            5
C.     Tujuan ....................................................................................            5
D.    Manfaat ..................................................................................            5
BAB II. PEMBAHASAN ................................................................           6
A.    Senam .....................................................................................           6
1)      Pengertian senam .............................................................            6
B.     Motivasi .................................................................................            6
1)      Pengertian Motivasi ..........................................................           6
C.     Motivasi Berprestasi .............................................................. 7
1)      Pengertian Motivasi Berprestasi ...................................... 7
2)      Karakter Motivasi Berprestasi ......................................... 8
D.    Faktor yang Mempengaruhi Motivasi ....................................            9
E.     Cara meningkatkan motivasi ..................................................            10
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................          12
3.1  Kesimpulan ..................................................................................            12
3.2  Saran ............................................................................................            12
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Motivasi berprestasi memberikan pengaruh yang besar terhadap pencapian yang diperoleh seseorang. Seseorang yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan selalu bersemangat dan berambisi tinggi, melakukan tugas yang diberikan padanya dengan sebaik mungkin, belajar dengan lebih cepat, dan memiliki prestasi dalam bidang yang menjadi keahlian mereka (Santrock, 2007).
Tidak semua atlet yang berhasil meraih kesuksesan di cabang olahraga masing-masing berasal dari keluarga mampu (kaya). Banyak atlet yang bisa berasal dari keluarga kurang mampu bisa membawa nama baik Indonesia di kancah dunia. Namun, dibalik semua kesuksesan para atlet yang berasal dari keluarga kurang mampu banyak sekali rintangan yang harus dihadapi.
Pada cabang olahraga senam, 75 % latar belakang atlet berasal dari keluarga berada (kaya) dan sisanya 25 % berasal dari keluarga kurang mampu. Banyak orang beranggapan bahwa senam merupakan olahraga mahal. Karena peralatan atlet seperti baju senam, sepatu senam, body protect, alat senam,dan lain-lainnya jika dirubah dalam rupiah bisa mencapai lebih dari 30 juta untuk mereka miliki. Namun, kenyataan itu sangat salah.
Kenyataannya, banyak atlet yang berasal dari keluarga kurang mampu bisa menjadi atlet berprestasi. Mereka hanya butuh ketekunan dan berlomba-lomba mengikuti seleksi Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) sebagai wadah untuk menghimpun atlet dengan minat olahraga yang tinggi dengan potensial bakat untuk dikembangkan memerlukan sebuah proses dengan menggunakan berbagai tolok ukur. Selain itu, motivasi dari diri sendiri, keluarga, dan pelatih sangan membantu untuk meningkatkan semangat para atlet.
Berbagai permasalahan didalam pembinaan olahraga merupakan tantangan besar yang harus dihadapi, salah satunya kurangnya motivasi yang didapat oleh atlet. Selain itu, permasalah ini merupakan tugas pelatih untuk tidak membedakan-bedakan atlet si kaya dan miskin.
Motivasi mungkin bukan satu-satunya masalah bagi atlet untuk berprestasi, karena di dalam olahraga setidaknya sejumlah aspek seperti kognisi, emosi, dan perilaku, di samping motivasi memiliki peran yang sama pentingnya dalam mempengaruhi prestasi atlet.
Dari permasalahan di atas, maka motivasi atlet perlu ditingkatkan. Oleh karena itu, saya mengambil judul “Cara Meningkatkan Motivasi Berprestasi Pada Atlet Berprestasi Kurang Mampu di Cabang Olahraga Senam
B.     Rumusan Masalah
1.                  Apa yang dimaksud dengan senam ?
2.                  Apa pengertian motivasi?
3.                  Apa definisi motivasi berprestasi ?
4.                  Faktor apa sajakah yang mempengaruhi motivasi berprestasi pada atlet yang kurang mampu dari segi ekonomi ?
5.                  Bagaimanakah cara meningkatkan motivasi pada atlet ?
C.    Tujuan
a.       Mengetahui tentang cabang olahraga senam.
b.      Mengetahui pengertian motivasi dari beberapa ahli.
c.       Mengetahui pengertian motivasi berprestasi.
d.      Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi pada atlet yang kurang mampu dari segi ekonomi.
e.       Mengetahui cara meningkatkan motivasi pada atlet.
D.    Manfaat
a.       Untuk meningkatkan motivasi atlet di cabang olahraga senam.
b.      Untuk meningkatkan prestasi atlet di cabang olahraga senam.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Senam
Senam berasal dari bahasa Yunani (gymnastics) yang artinya untuk menerangkan bermacam-macam gerakan yang dilakukan oleh atlet yang telanjang. Dalam abad kuno senam dilakukan untuk menjaga kesehatan dan membuat pertumbuhan badan yang harmonis.
Drs. Imam Hidayat dalam bukunya Penuntun Pelajaran Senam, STO Bandung, Maret 1970 menyatakan, “senam merupakan latihan tubuh yang diciptakan dengan sengaja, disusun secara sistematik dan dilakukan secara sadar dengan tujuan membentuk dan mengembangkan pribadi secara harmonis”.
Pada akhir abad 19 senam mulai dipertandingkan. Dibentuklah wadah senam internasional, Federation International de Gymnastique (FIG).
B.   Motivasi
Motivasi berasal dari kata bahasa Latin “movere" yang artinya bergerak. Motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi berasal dari kata motif yang berarti "dorongan" atau rangsangan atau "daya penggerak" yang ada dalam diri seseorang. Menurut Uno (2007), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan internal dan eksternal dalam diri seseorang yang diindikasikan dengan adanya; hasrat dan minat; dorongan dan kebutuhan; harapan dan cita-cita; penghargaan dan penghormatan.
Menurut Sardiman (2006:73), motivasi merupakan daya penggerak dari dalam untuk melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan. Motivasi merupakan perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya felling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Robbins dan Judge (2007) mendefinisikan motivasi sebagai proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk mencapai suatu tujuan.
Motivasi sangat erat kaitannya dengan kemampuan, sehingga orang mengatakan ada kemampuan yang terkandung di dalam pribadi orang yang penuh motivasi ( Helmy Firmansyah. 2016 )
Seorang ahli psikologi berpendapat bahwa motivasi merupakan kekuatan dari dalam yang menggerakan dan mengarahkan atau membawa tingkah laku ke tujuan. Hubungan antara keinginan, kebutuhan, dan kepuasan digambarkan sebagai mata rantai yang disebut Need – Want – Satisfaction Chain (Berelson dan Steiner dalam O. Koontz. 1980)
Dari pengertian-pengertian motivasi diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan proses dan atau keadaan yang mendorong, merangsang atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan, menjamin kelangsungan latihan, dan memberi arah pada kegiatan latihan sehingga mencapai tujuan yang diinginkan.                                                                                                                                                                                                                                      
C.   Motivasi Berprestasi
1.      Pengertian Motivasi Berprestasi
Istilah Need for achievement pertama kali dipopulerkan oleh Mc Clelland dengan sebutan n-ach sebgai singkatan dari need for achievement. Mc Clelland menganggap n-ach sebagai virus mental. Virus mental tersebut merupakan suatu fikiran yang berhubungan dengan bagaimana melakukan sesuatu dengan baik, lebih cepat lebih efisien dibanding dengan apa yang telah dilakukan sebelumnya. Kalau virus mental tersebut bertingkah laku secara giat (Weiner,1985: 35).
Menurut Mc Clelland (1987: 40) pengertian motivasi berprestasi didefinisikan sebagai usaha mencapai sukses atau berhasil dalam kompetisi dengan suatu ukuran keunggulan yang dapat berupa prestasi orang lain maupun prestasi sendiri. Lindgren (1976: 67) mengemukakan hal senada bahwa motivasi berprestasi sebagai suatu dorongan yang ada pada seseorang sehubungan dengan prestasi, yaitu menguasai, memanipulasi serat mengatur lingungan sosial maupun fisik, mengatasi segala rintangan dan memelihara kualitas kerja yang tinggi, bersaing melalui usaha-usaha untuk melebihi hasil kerja yang lampau, serta mengungguli hasil kerja yang lain.
Menurut Rustan Effendi (2016) Motivasi Berprestasi Para ahli psikologi sosial berpendapat bahwa ada dua komponen utama untuk menganalisis motivasi sebagai dasar tingkah laku individu, yaitu: (1) komponen internal, yang merupakan dorongan yang didasari atas kebutuhan atau motif, dan (2) komponen tujuan yang ingin dicapai. Dengan tercapainya tujuan berarti telah terpenuhi kebutuhan individu. Komponen tujuan sifatnya eksternal yang berada di luar individu.
Motivasi intrinsik dan ekstrinsik merupakan dua jenis motivasi utama dalam dunia olahraga. Dalam teori kesadaran bahwa sumber motivasi adalah bukan karena ganjaran atau hadiah ekstrinsik, melainkan karena motif intrinsik. tingkah laku yang dimotivasi secara intrinsik adalah tingkah laku dimana seseorang berpartisipasi merasakan kecakapan dan penentuan diri.
Motivasi ekstrinsik adalah suatu dorongan yang berasal dari luar individu yang menyebabkan individu berpartisipasi dalam olahraga, dorongan ini berasal dari pelatih, guru, orang tua, bangsa atau karena reward, sertifikat, penghargaan atau uang. Motivasi ekstrinsik tersebut dapat dipelajari dan tergantung pada besarnya nilai penguat dari waktu ke waktu.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka yang dimaksud dengan motivasi berprestasi ini adalah dorongan bagi seseorang untuk melakukan sesuatu yang terbaik dan merupakan suatu prestasi yang dia perbuat, sehinggga melebihi orang lain dalam banyak hal dan yang dapat memberikan kepuasan bagi dirinya.
2.      Karakter Motivasi Berprestasi
McClelland (1978: 77) mengemukakan bahwa ada 6 karakteristik individu yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi, yaitu :
1)      Perasaan yang kuat untuk mencapai tujuan, yaitu keinginan untuk menyelesaikan tugas dengan hasil yang sebaik-baiknya.
2)      Bertangungjawab, yaitu mampu bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri dan menentukan masa depannya, sehingga apa yang dicita- citakan berhasil tercapai.
3)      Evaluatif, yaitu menggunakan umpan balik untuk menentukan tindakan yang lebih efektif guna mencapai prestasi, kegagalan yang dialami tidak membuatnya putus asa, melainkan sebagai pelajaran untuk berhasil.
4)      Mengambil resiko “sedang”, dalam arti tindakan-tindakannya sesuai dengan batas kemampuan yang dimilikinya.
5)      Kreatif dan inovatif, yaitu mampu mencari peluang-peluang dan menggunakan kesempatan untuk dapat menunjukkan potensinya.
6)      Menyukai tantangan, yaitu senang akan kegiatan-kegiatan yang bersifat prestatif dan kompetitif
D.    Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Ada dua faktor yang mempengaruhi motivasi yaitu, faktor ekstrinsik serta ekstrinsik yang berpengaruh dalam motivasi berprestasi pada atlet yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Faktor pertama yang mempengaruhi motivasi adalah faktor eksternal, yaitu keluarga dan pelatih. Dengan keberhasilan yang mereka peroleh setelah proses awal tersebut mulai muncul faktor intrinsik dalam diri mereka, yaitu kemungkinan untuk sukses yang ingin mereka raih selanjutnya. Seiring dengan pendidikan mereka yang lebih lanjut faktor sekolah, keluarga dan lingkungan (teman) memberikan pengaruh yang lebih besar. Terutama kondisi ekonomi keluarga mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu secara ekonomi, membuat mereka ingin berhasil dan pada akhirnya mampu memperbaiki kondisi ekonomi keluarga.
Faktor-faktor eksternal lain yang juga berpengaruh pada motivasi berprestasi mereka adalah pengalaman yang dimiliki serta orang lain yang lebih dulu sukses. Bagi mereka orang yang telah lebih dulu sukses serta nasehat yang diberikan oleh teman serta guru dan dosen dapat mengubah cara pandang individu terhadap prestasi dan mempengaruhi perilaku mereka terhadap pencapaian prestasi mereka selanjutnya.( Ratna Haryani dan M.M.W. Tairas. 2014)
Selain itu ada beberapa faktor yang mempengaruhi terhadap tinggi rendahnya motivasi. Gunarsa (2004) menjelaskan bahwa ada 4 dimensi dari motivasi. Dimensi dimensi tersebut adalah:
1.      Atlet sendiri. Atlet memegang peranan sentral dari munculnya motivasi. Atlet juga yang mengatur dirinya untuk mencapai sesuatu.
2.      Hasil penampilan. Hasil penampilan sangat menentukan motivasi seorang atlet selanjutnya.
3.      Suasana pertandingan. Suasana pertandingan sangat mempengaruhi emosi seorang atlet.
4.      Tugas atau penampilan. Jika tugas berhasil diselesaikan, keyakinan diri atlet akan meningkat. Dengan keyakinan diri yang tinggi motivasi juga akan mengalami kenaikan.
E.     Cara Meningkatkan Motivasi
Motivasi memegang peranan penting dalam prestasi olahraga. Seorang atlet harus tetap menjaga motivasinya agar tetap dalam level yang tinggi dan baik dalam proses latihan maupun saat menjalani pertandingan. Setiap saat motivasi atlet dapat berubah diperlukan sebuah upaya untung meningkatkan motivasi (B-Net. 2015). Beberapa cara untuk meningkatkan motivasi pada atlet berprestasi sebagai berikut:
a.       Dukung keberagaman gaya pembelajaran olahraga
b.      Pastikan kesuksesan dengan langkah-langkah prestasi. Faktor yang sangat penting untuk motivasi pembelajaran olahraga yang sukses.
c.       Harus percaya pada kemampuan diri sendiri. Percaya diri merupakan penentu kesuksesan dan pemotivasi seseorang.
d.      Menetapkan sasaran (goal setting). Konsep dasar dari goal setting adalah menciptakan tantangan bagi atlet untuk dilewati.
e.       Persuasi verbal. Pelatih, official, atau keluarga adalah orang-orang yang sering memberikan persuasi secara verbal (membakar semangat atlet dengan ucapan-ucapan yang memotivasi). Selain itu, persuasi verbal juga bisa dilakukan oleh atlet sendiri (self talk)
f.       Imagery training. Metode yang bisa membantu memacu motivasi para atlet. Dengan metode ini atlet diajak untuk memvisualisasikan situasi pertandingan yang akan dijalani.
g.      Meningkatkan kemampuan atlet. Kegiatan ini meliputi skill teknis dan fisik.
h.      Motivasi intensif (reward). Metode ini paling banyak digunakan untuk memacu motivasi atlet. Bonus, hadiah, atau jabatan tertentu digunakan untuk memotivasi atlet.
Perlu kita ketahui, ada beberapa upaya yang sering dilakukan oleh pelatih-pelatih dalam rangka meningkatkan motivasi atlet. Namun upaya tersebut sering tidak mempertimbangkan dampaknya. Hal ini berakhir bahwa hasil yang dicapai berkebalikan dengan harapan. Jadi, pada akhirnya atlet tidak menjadi termotivasi untuk bertanding, sebaliknya mereka menjadi antipati, enggan, cemas, atau malas untuk menampilkan kinerja olahraga seperti yang diharapkan (Anshe. 1997).






BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diperoleh adalah adanya faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi yang bisa berupa faktor ekstrinsik dan faktor intrinsik.
Faktor intrinsik yang berperan adalah : kemungkinan untuk sukses, self- efficcacy, value, serta pengalaman sebelumnya. Sedangkan faktor ekstrinsik yang berperan adalah fakor keluarga, pelatih, sekolah, dan teman.
Motivasi berprestasi individu semakin terlihat seiring dengan bertambahnya pengalaman (yang merupakan faktor internal). Faktor eksternal lain seperti teman, orang yang telah lebih dulu sukses juga berpengaruh terhadap motivasi berprestasi individu. Bagi mereka orang yang telah lebih dulu sukses serta nasehat yang diberikan oleh teman serta pelatih dapat mengubah cara pandang individu terhadap prestasi dan mempengaruhi perilaku mereka terhadap pencapaian prestasi mereka selanjutnya.
B.     SARAN
Semoga tugas ini bisa berguna dan bermanfaat bagi pembaca dalam penambahan ilmu dalam hal motivasi.





DAFTAR PUSTAKA
Ardhini, Dyah (2012). Hubungan Motivasi Berprestasi Dan Kepercayaan Diri Dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas Olahraga SMP Negeri 4 Purbalingga [Skripsi]. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta
Firmansyah, Helmy. 2016. Hubungan Motivasi Berprestasi Siswa DenganHasil Belajar Pendidikan Jasmani [paper]
Haryani, Ratna dan Tairas, M M W. 2014. Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa Berprestasi Dari Keluaraga Tidak Mampu Secara Ekonomi. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga.
Muskanan, Karel. 2014. Faktor Intrinsik, Faktor Ekstrinsik, dan Motivasi Berprestasi. Riau. FISIP Universitas Riau.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Rahmawati Sutarno